Sabtu, 10 September 2011

SELAKSA IMAN SEBONGKAH TAQWA dan SEJUTA FADHILAH



بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh: Ahmad Rijaludin ( alumni ma'had al-imarat 2011 )
Hadirin rohimakumullaah..!
Ada dua redaksi hadits yg hampir mirip, hadits yg sangat populer disaat bulan Ramadhan, kedua hadits itu berbunyi:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفرله ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa yang shaum di bulan ramadhan dilandasi dengan iman dan mengharap ridho Allah, maka diampuni dosanya yg telah lalu”
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفرله ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa yang melaksanakan qiyamu ramadhan (shalat tarawih)di bulan ramadhan dilandasi dengan iman dan mengharap ridho Allah, maka diampuni dosanya yg telah lalu”
Dua redaksi hadits tersebut mengandung makna yg sama, dapat disimpulkan bahwa siapa yg shaum serta melakukan shalat tarawih di bulan Ramadhan karena dua aspek, yaitu iman dan pengharapan akan ridho Allah, maka janji Allah akan menghapus segala dosanya yg telah lalu.
Hanya ada dua aspek yg menjadi kafarat akan dosa-dosa kita, yakin iman (iman) dan pengharapan (ihtisab).
Dalam riwayat hadits Nabi saw. bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان مكفرة لما بينهما
“Sholat lima waktu, dari juma’at ke jum’at, romadhon ke romadhon menjadi kifarat (penebus)dosa diantara keduanya”.

Sholat yg selalu kita kerjakan, dari jum’at ke jum’at, ramadhan ke ramadhan, itu berpotensi menjadi penebus dosa kita di antara kedua waktu itu.
Maka, sholat yg bagaimana yg bisa melerai dosa-dosa kita? Shaum yg bagaimana yg mampu menebus sgala noda yg sudah kita jumpa?
Yakni, sholat dan shaum yg didasari karena keimanan yg murni kepada Allah SWT, ikhlas tiada kehendak tuk dibalas, serta berbalut pengharapan akan ridho-Nya yg sentiasa menjadi tujuan segala amalan ibadahnya.
Pertanyaannya, adakah sholat dan shaum yg kita dilakukan pada bulan ramadhan ini berlandaskan iman dan ihtisaban? Ataukah hanya sekedar euforia saja, mengikuti arus momentum yg biasa terjadi di bulan ramadhan? Tanpa sedikit pun didasari atas kesadaran ruhaninya?
Rasulullaah saw. menegaskan dalam haditsnya:
كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع و العطش
“Berapa banyak diantara orang yg shaum yg tidak mendapatkan apa-apa dari shaumnya itu kecuali lapar dan dahaga.”

Alangkah ruginya orang yg shaumnya hanya menuai lapar dan dahaga yg menyiksa, selama sebulan yg silih berganti masa, namun tak satupun mengukir pahala, di catatan amal yg terjaga.
Inilah pentingnya sebuah pondasi keimanan serta pengharapan akan ridho-Nya dalam melaksanakan segala amal ibadah, khususnya ibadah shaum dan shalat tarawih yg tengah dan insya Allah akan kita laksanakan beberapa minggu lagi.
Hadirin rahimakumullaah..!
Shaum tiada lain hanyalah sarana, sedangkan tujuan daripadanya ialah taqwa. Dalam surat al-Baqarah (183), Allah menyeru kepada orang yg beriman saja, khusus. Tidak kepada pihak yg lain lagi. Allah menyeru kepada orang yg beriman untuk mewajibkan shaum bagi mereka yg beriman, sebab hanya orang yg berimanlah yg akan mampu melaksanakan shaum yg sebenarnya shaum, yg bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, namun juga sebagai media pelatihan diri dalam upaya mengekang hawa nafsu serta pembenahan keimanan, semua itu adalah upaya untuk menuju derajat taqwa.
Iman dan taqwa adalah perpaduan yg tak bisa dipisahkan dalam diri seorang hamba Allah. Ketahuidan yg sempurna bilamana iman dan taqwa bersatu padu menyimpul dalam dada manusia, yg melahirkan sebuah pengabdian sebagai ‘abid di hadapan khaliknya.
Seseorang tiada pernah mampu meraih taqwa bila tak didapati sebongkah keimanan dalam jiwanya. Taqwa merupakan sebuah manifestasi keimanan. Setiap orang bertaqwa, tentulah ia beriman. Namun tak setiap orang yang beriman ia bertaqwa. Adakalanya ia beriman tapi urung untuk beribadah. Ia beriman namun hanya tersimpan sia-sia di mulut saja, hati boleh beriman namun bila tanpa dibarengi dengan sebuah pengamalan dan pembuktian dalam perbuatan, akan terasa hampa tiada makna. Sebab iman itu sendiri mencangkup tiga aspek, yakni lisan, hati dan perbuatan. Tiga aspek inilah yg harus ada dalam diri orang mukmin, agar mampu untuk mencapai derajat taqwa, meneguk kemuliaan yg tak terkira, di hadapan-Nya Yang Maha Esa.
Betapa banyak fadhilah daripada taqwa itu sendiri, diantaranya terbebas dari segala problema. Artinya orang yg bertaqwa akan senantiasa dimudahkan dan diberi jalan keluar oleh Allah dari segala kemelut rasa dari masalah yg menderanya.
ومن يتق الله يجعل له مخرجا
“Barangsiapa yg bertaqwa, maka Allah akan memberikannya jalan keluar.”
Begitu pula dalam pandangan Allah, orang bertaqwa memiliki kedudukan yg mulia.
إن اكرمكم عند الله اتقاكم
“Sesungguhnya orang yg mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang yg bertaqwa.”

Dan masih banyak lagi keistimewaan orang bertaqwa di hadapan Allah.

Dengan demikian, nyatalah bahwa Allah Yang Maha Rahman Maha Rahiim, mewajibkan shaum untuk mendidik kita sebagai hamba-Nya agar menjadi hamba yg berjiwa penuh taqwa. Taqwa yang merupakan modal berharga bagi manusia, untuk meraih ridho-Nya yg dipinta, hingga terbalaskan dengan surga-Nya yg penuh kenikmatan yg tiada terhingga.

Iman dan taqwa, peliharalah, jangan biarkan terputus jasad dengan ruh tanpa iman dan taqwa.
Pepatah seorang pemuda muslim, “Putus cinta adalah biasa, namun putus iman dan taqwa adalah sebuah malapetaka.”

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Bandung, 5 Ramadhan 1432 H
5 Agustus 2011 Mj j

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Antum....